Seringkali tekanan yang didapatkan oleh seseorang berakar pada kekakuan sudut pandang terhadap realita yang terjadi. Seseorang hanya mampu melihat realita dari satu sudut pandang saja, yang sayangnya, cara pandang tersebut berakhir pada kesimpulan yang buruk. Realita bebas datang sesukanya, tetapi cara pandang adalah kebebasan penuh dari manusia.
Misalkan saja ada seseorang yang menemukan kotoran sapi. Jika orang tersebut melihat kotoran sapi sebagai sesuatu yang bau dan dapat mengotori lingkungan, seketika itu pula kotoran sapi akan memiliki makna negatif. Apa yang terjadi saat seseorang melihat kotoran sapi sebagai sesuatu yang bisa digunakan untuk menyuburkan tanah? Bisa saja, tidak berhenti dengan mengambik kotoran sapi di depannya, ia akan meminta kotoran sapi milik tetangga yang dianggap sampah yang tidak berguna. Kotoran sapi yang terkumpul akan ia olah menjadi pupuk dan digunakan untuk menyuburkan ladangnya. Jika pupuk itu berlebih, bisa jadi ia akan menjual pupuk tersebut.
Contoh lain adalah seseorang yang mengalami kegagalan dalam bisnis. Ia kehilangan uang yang sangat banyak dari kegagalan tersebut. Jika dilihat dari sisi yang negatif, kegagalan tersebut serta merta merupakan hal yang tabu untuk dialami. Bagaimana jika orang tersebut menggunakan sudut pandang yang berbeda terhadap kegagalan yang pernah ia alami? Misalkan saja, ia berpikir bahwa untuk sekolah bisnis saja seseorang harus mengeluarkan uang untuk biaya kuliah. Dalam sekolah bisnis pun tidak diajarkan bagaimana bangkit dan belajar dari kegagalan. Dengan memandang bahwa uang yang hilang dari kerugian tersebut merupakan biaya pembelajaran yang setimpal, bisa jadi orang tersebut akan bersyukur terhadap pelajaran yang didapat. Pikiran bahwa ia sedang membayar untuk mendapatkan ilmu akan mengurangi tekanan yang ia alami. Kembali lagi, realita yang awalnya dinilai negatif, justru akan bernilai positif saat dilihat dari sisi yang berkebalikan.Bagaiman cara melebarkan sudut pandang? Semua tergantung pengalaman dan banyaknya ilmu yang dipelajari. Keilmuan bukan hanya yang didapat dari sekolah formal, buku – buku, ataupun mengikuti kelas – kelas motivator. Pengalaman sehari – hari seperti berbicara dengan banyak orang juga merupakan cara untuk melebarkan sudut pandang. Sudut pandang yang melebar dalam menghadapi realita dapat digunakan untuk memberikan pilihan persepsi terhadap orang lain yang berkeluh kesah.
Ulasan lengkap ada pada buku “Bagaimana Cara Memberi Dukungan Kepada Orang Lain (?)”