Skip to content
Home » PSIKOTERAPI SUPORTIF: CARA MENDUKUNG PALING SEDERHANA

PSIKOTERAPI SUPORTIF: CARA MENDUKUNG PALING SEDERHANA

Tatanan konsep dan lekatnya makna psikoterapi terhadap kemampuan profesional, sering membuat pandangan bahwa psikoterapi tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Definisi the talking cure dari Bruer dan Freud, juga Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berbunyi: “Cara pengobatan dengan mempergunakan pengaruh (kekuatan batin) dokter atas jiwa (rohani) penderita, dengan metode sugesti, nasihat, hiburan, dst.”, bisa jadi akan memperkuat pandangan umum tersebut.

Psikoterapi sebagai “kewenangan ilmiah” psikoterapis— boleh jadi—benar. Namun, juga tidak sepenuhnya benar. Karena, ternyata ada beberapa psikoterapi sederhana yang dapat dilakukan oleh awam di keseharian untuk membantu lingkungannya. Salah satunya adalah psikoterapi suportif.

Psikoterapi suportif adalah cara berbicara yang berfungsi untuk memberi dukungan kepada orang lain. Di mana, memberi dukungan adalah keseharian yang sering kita lakukan. Bisa jadi, tanpa disadari, cara yang sudah kita dilakukan sudah merupakan psikoterapi suportif itu sendiri. Walaupun demikian, apakah semua cara yang dilakukan dengan tujuan memberi dukungan merupakan psikoterapi suportif?

Ada banyak teknik dan teori yang disebutkan dalam berbagai literatur mengenai cara melakukan psikoterapi suportif. Walaupun terdapat beberapa perbedaan dari beberapa literatur, inti dari semua sumber tersebut tetaplah sama, yaitu memperkuat kemampuan bertahan psikis dari manusia. Kemampuan bertahan ini, dalam bahasa psikiatri, disebut dengan “mekanisme pembelaan ego”. Mekanisme pembelaan ego terbagi menjadi menjadi dua kutub, yaitu pembelaan ego yang matur dan imatur. Mekanisme pembelaan ego matur adalah pertahanan psikis yang menghasilkan kondisi mental yang baik. Contoh dari pembelaan ego matur adalah: supresi, asetisme, humor, antisipasi, sublimasi, dan altruisme. Di sisi lain, imatur menghasilkan kondisi mental yang buruk. Beberapa contohnya adalah: represi, reaksi-formasi, salah pindah, proyeksi, introyeksi, somatisasi, dan masih banyak lainnya. Manusia akan mengeluarkan reaksi pertahanan matur dan imatur sekaligus saat mendapati masalah. Dalam kondisi ini, psikoterapi suportif hadir untuk memperkuat mekanisme pertahanan ego matur dan meninggalkan pertahanan ego yang imatur.

Dari beberapa literatur yang ada, secara teknis terdapat tiga hal umum yang dilakukan dalam psikoterapi suportif. Yang pertama adalah memberikan penjaminan bahwa semua dalam kondisi yang baik. Contoh dari memberi penjaminan adalah kalimat berikut:

“Keseluruhan topik ujian sudah kamu kuasai. Tenang saja. Soal-soal yang muncul saat ujian tidak akan jauh dari yang kamu pelajari.”

Yang kedua dan ketiga adalah memberi pujian terhadap mekanisme pembelaan ego matur yang telah dilakukan dan memberi dorongan untuk terus melakukan mekanisme pembelaan ego matur yang telah atau belum dilakukan. Contoh dari kedua tindakan tersebut–yang dilakukan secara simultan terhadap mekanisme pembelaan ego sublimasi–adalah sebagai berikut:

“Tadi kamu mengatakan bahwa kamu mengalihkan kekesalanmu di kantor dengan berolah raga di rumah? Itu adalah tindakan yang baik. Teruslah melakukan hal itu.”Memberikan pujian dan dorongan atas pembelaan ego yang matur, tentu saja dapat dilakukan jika pemberi dukungan sudah memahami jenis-jenis matur dan imatur. Karena, jika yang dilakukan adalah memberi pujian dan dorongan atas pembelaan ego yang imatur, maka kondisi orang lain akan makin terpuruk.

Cara melakukan psikoterapi suportif yang lebih detail dan lengkap, serta dapat dilakukan oleh semua orang, dapat dibaca di buku “Bagaimana Cara Memberi Dukungan Kepada Orang Lain (?)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *